Minggu, 13 Agustus 2017

14-08-2017                       





                                    BAHAGIA YANG SIRNA                      




Gue Resty Rahayu, bisa dipanggil  Resty, gue punya 4orang adik, gue juga punya ibu dan ayah, namun sayangnya ibu kami telah meninggal 2tahun lalu, tepat nya pada tanggal 12Agustus 2015. Ibu meninggal saat melahirkan adik gue yang ke tiga, beruntung adik gue selamat dan sehat, namun tidak dengan ibu. 3 bulan kepergian nya, ayah kami mulai mencari cinta baru, iya ayah kami berpacaran dengan gadis yang umur nya tidak jauh dari ku hanya beda 2 tahun. Aku tidak terima dengan semua ini, akhirnya aku memaki gadis itu karena aku masih dalam keadaan berduka, aku tak rela ayah menikah lagi, namun ayah malah memarahiku dengan keras,dan aku hanya terdiam menangis. Baru itu aku melihat ayah sangat marah, karena sebelumnya kami sangat bahagia saat ada ibu,kami selalu melontarkan canda, tapi saat itu tak kutemui bahagia. Ayah sangat marah dan mengancam akan meninggalkan kami, akhirnya aku lari kerumah Tante ku yang rumah nya bersebelahan dengan rumah ku, ayah juga dimarahi oleh Om ku kakak ipar ibu ku. Dan ayah akhirnya meninggal kan kami, ayah meninggal kan 4 orang anaknya, ayah memutuskan tinggal dirumah ibu nya alias nenek ku. Ayah membawa baju nya kesana dan barang nya, betapa sangat teriris hati ku.
Aku bagaikan jatuh dan tertimpa tangga,kami ditinggalkan kedua orang tua kami yang sangat kami sayangi, padahal saat ini aku hanya membutuhkan ayah dan ayah adalah satu2nya surga yang kami miliki saat ibu pergi. Meskipun ayah tinggal disana,ia tak lupa menjenguk kami sesekali, dan memberi uang meskipun tidak banyak,karena ayah hanya bekerja seorang buruh dan kuli bangunan. Kami cukup senang meskipun tinggal terpisah, setidaknya ayah Masi ingat dengan kami. Hari berlalu setelah kepergian ibu sudah satu tahun lamanya, ayah menelfon ku, dan meminta izin padaku bahwa ia akan menikah lagi, aku tak tau harus jawab apa, sementara aku masih terbayang oleh wajah ibu. Semudah itu ayah melupakan ibu, aku bingung entah bagaimana. Akhirnya akupun merestui,karena akufikir aku tidak akan bisa menjaga ayah dan tak akan bisa menggantikan ibu yang merawat ayah. Aku ikhlaskan ayah ku bahagia dengan wanita lain, namun seiring waktu berlalu hingga kini dua tahun lamanya ibu meninggalkan ku, ayah berubah, ayah tak lagi menjenguk kami, memberi kami uang jajan bahkan baju lebaran. Kami seakan jauh dengan ayah,dan tidak dekat seperti dulu. Ayah tak pernah memberi kami makan lagi, dan mungkin ayah memang sudah betul lupa dengan kami, atau ayah terlalu bahagia dengan istri barunya. Aku dan 3 orang adik ku sekarang di asuh oleh encing ku dan emak ku yaitu adik dan kakak dari ibuku. Aku cukup bahagia tapi tak sebahagia dulu, aku ikhlaskan kebahagiaan ku. Dan aku serasa menjadi yatim piatu, keluargaku pun membenci ayah ku, aku tak bisa mengubah keadaan ini, dan aku hanya mngiklashkannya, ikhlas, ikhlas. Itu yang bisa kulakukan. Dan sekarang aku sudah lulus SMA, dan aku tulang punggung keluarga, sekaligus menjadi ibu dan ayah untuk adik2 ku, aku harus biasa menjadi posisi itu, karena bagaimanapun kebahagian adikku Lah nomer satu. Aku akan lebih kuat lagi, karena untuk menjadi ibu dan ayah tak mudah bagiku.
Mungkin ini sudah nasib ku,dan takdir yang Allah berikan padaku dan keluargaku, aku yakin dibalik ini semua pasti ada jalan terang yang bisa mengubah nya, semoga aku tetap kuat.

Inilah cerita ku. Terimakasi.